REPORTER.ASIA -- Dalam lanskap pendidikan tinggi Asia Tenggara yang semakin kompetitif, laporan Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings: South-Eastern Asia 2025 kembali menegaskan bahwa Singapura dan Malaysia masih menjadi dua kekuatan akademik utama kawasan.
Lembaga pemeringkatan internasional Quacquarelli Symonds (QS) menempatkan sebagian besar universitas dari kedua negara itu dalam daftar 15 besar, sementara Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dengan tiga universitas masuk dalam jajaran teratas.
Laporan tersebut menempatkan National University of Singapore (NUS) di posisi puncak dengan skor keseluruhan 98,9, menjadikannya universitas terbaik di Asia Tenggara. Disusul oleh Nanyang Technological University (NTU), juga dari Singapura, yang berada di peringkat kedua dengan skor 98,3. Kedua kampus ini memperlihatkan keunggulan dalam riset global, reputasi akademik, dan kontribusi terhadap inovasi sains dan teknologi di kawasan.
Dominasi Malaysia tampak begitu kuat dalam daftar 15 besar. Sebanyak sembilan universitas dari negeri jiran tersebut berhasil masuk peringkat teratas. Universiti Malaya (UM) berada di posisi ketiga dengan skor 94,8, diikuti oleh Universiti Putra Malaysia (UPM) di urutan keempat dengan skor 89,0. Selanjutnya, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) menempati posisi kelima dengan skor 85,5, sementara Universiti Teknologi Malaysia (UTM) berada di peringkat keenam dengan skor 84,8.
Masih dari Malaysia, Taylor’s University menyusul di posisi ketujuh dengan skor 81,3, kemudian Universiti Sains Malaysia (USM) di posisi kedelapan dengan skor 80,8. Dua universitas Malaysia lainnya yang turut memperkuat dominasi tersebut adalah UCSI University di peringkat kesembilan dengan skor 75,1, serta Universiti Teknologi PETRONAS (UTP) yang berada di posisi keempat belas dengan skor 70,2.
Sementara itu, Indonesia mencatatkan capaian penting melalui tiga universitas unggulannya yang masuk dalam daftar. Universitas Indonesia (UI) berada di posisi ke-10 dengan skor 74,7, menjadi universitas terbaik dari Indonesia dalam pemeringkatan ini.
Disusul oleh Universitas Airlangga (Unair) di peringkat ke-12 dengan skor 70,5, serta Universitas Gadjah Mada (UGM) di posisi ke-13 dengan skor 70,2. Ketiganya menunjukkan peningkatan dalam reputasi akademik dan riset, sekaligus menandai langkah maju Indonesia dalam memperkuat daya saing pendidikan tinggi di tingkat kawasan.
Selain Singapura, Malaysia, dan Indonesia, dua universitas asal Thailand juga berhasil menembus daftar 15 besar. Chulalongkorn University menempati posisi ke-11 dengan skor 73,7, sementara Mahidol University berada di peringkat ke-15 dengan skor 70,1.
Kehadiran universitas-universitas dari Thailand menegaskan bahwa kualitas pendidikan tinggi di Asia Tenggara semakin menyebar merata dan menunjukkan daya saing yang sehat antarnegara.
Secara keseluruhan, QS menilai 856 universitas di Asia Tenggara dengan menggunakan indikator reputasi akademik, kualitas riset, tingkat internasionalisasi, dan dampak sosial global.
Laporan ini menjadi acuan penting bagi pemerintah dan lembaga pendidikan untuk mengukur efektivitas kebijakan akademik serta menilai daya saing universitas mereka di kancah internasional.
Dominasi Singapura dan Malaysia menunjukkan hasil nyata dari strategi pendidikan yang konsisten, berorientasi riset, dan berbasis inovasi. Sementara itu, pencapaian tiga universitas terbaik Indonesia dalam daftar ini menandakan kemajuan berarti dalam upaya memperkuat kolaborasi global dan meningkatkan kontribusi akademik di tingkat regional maupun dunia.
