REPORTER.ASIA -- Dalam lanskap perbankan nasional yang semakin kompetitif, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menunjukkan ketahanan dan konsistensi dalam menjaga kualitas pertumbuhan.
Di tengah berbagai dinamika ekonomi global, bank pelat merah tersebut berhasil menyeimbangkan ekspansi kredit dengan pengendalian risiko yang kuat.
Capaian ini menjadi pondasi bagi visi jangka panjang Bank Mandiri untuk menjadi institusi finansial terbesar di Asia Tenggara.
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, mengungkapkan bahwa hingga September 2025, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit sebesar 11 persen secara tahunan (year on year).
Pencapaian ini, kata Novita, tetap dibarengi dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang sehat di level 1,03 persen. Ia menegaskan bahwa tren NPL Bank Mandiri terus menurun dari kuartal ke kuartal, bahkan secara tahunan.
“Kami komit untuk bisa menjaga pertumbuhan ini tetap balance antara pertumbuhan dan juga quality,” ujarnya dalam Paparan Kinerja Kuartal III 2025 secara virtual di Jakarta, Senin (27/10/2025).
Novita menambahkan bahwa tingkat NPL Coverage Bank Mandiri juga terjaga sangat sehat di posisi 271 persen, yang menandakan kesiapan bank dalam menghadapi potensi risiko kredit.
Novita menjelaskan, capaian positif ini sejalan dengan strategi Bank Mandiri dalam memperkuat fondasi bisnis yang berkelanjutan. Selain menjaga fungsi intermediasi secara optimal, bank juga menaruh fokus besar pada penguatan ekosistem bisnis dan kapabilitas digital. Pendekatan ini diarahkan untuk memperluas basis pendapatan dari fee-based income atau pendapatan non-bunga, guna mengurangi ketergantungan terhadap pendapatan bunga semata.
Lebih lanjut, Novita menegaskan bahwa Bank Mandiri memiliki visi jangka panjang untuk menciptakan rasio keuntungan tinggi yang berkesinambungan.
“Visi tersebut kalau direfleksikan dalam sebuah target adalah, Bank Mandiri ingin mencapai ROE yang best in class dan sustained, di kisaran 20 persen, yang dapat dijaga baik secara short term, mid term, ataupun long term,” jelasnya.
Ia menilai, target tersebut realistis dicapai karena Bank Mandiri memiliki karakter kuat sebagai wholesale bank yang didukung oleh kapabilitas digital yang mumpuni. Menurutnya, kekuatan inilah yang menjadi “DNA” Bank Mandiri dalam menghadapi tantangan sektor keuangan di masa mendatang.
Dengan strategi yang terintegrasi antara pertumbuhan bisnis, penguatan digital, dan pengelolaan risiko yang prudent, Bank Mandiri optimistis mampu menjaga keseimbangan antara ekspansi dan stabilitas.
Melalui pendekatan ini, bank berlogo pita emas tersebut tidak hanya berupaya mencapai target keuangan, tetapi juga memperkuat posisi strategisnya sebagai lembaga keuangan nasional yang berdaya saing di tingkat regional.
Kata Novita, komitmen terhadap tata kelola yang baik dan kualitas aset yang sehat menjadi fondasi utama bagi Bank Mandiri dalam menjaga keberlanjutan kinerja. Dalam konteks ini, keberhasilan menjaga rasio NPL rendah di bawah rata-rata industri menjadi indikator kuat bahwa strategi Bank Mandiri berjalan pada jalur yang tepat.
Dengan demikian, tambah Novita, keberhasilan menjaga pertumbuhan kredit yang berkualitas disertai dengan stabilitas rasio NPL yang menurun menunjukkan kemampuan Bank Mandiri dalam menavigasi tantangan ekonomi dengan prinsip kehati-hatian dan inovasi berkelanjutan.
