BSW0TpYiGSY8GUroTUOoGfMiBA==
  • Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh

Asia Tenggara di Bawah Tekanan Tektonik dan Potensi Gempa Dahsyat

Masjid Jami' Quba Pangwa di Desa Kuta Pangwa, Kecamatan Trieng Gadeng, Kabupaten Pidie Jaya yang roboh dalam Gempa Pidie Jaya 2016 (Foto: Sigam/ Wikipedia)

JAKARTA --
Keberadaan sesar aktif di sepanjang Zona Subduksi Sunda kembali menegaskan bahwa kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, berada pada lingkungan geologi dengan tingkat kerawanan gempa bumi yang sangat tinggi. 

Zona ini merupakan salah satu jalur subduksi paling aktif di dunia, tempat lempeng tektonik Indo-Australia terus menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. Proses geodinamik tersebut menyimpan energi besar yang sewaktu-waktu dapat dilepaskan dalam bentuk gempa bumi berkekuatan dahsyat.

Secara geografis, Asia Tenggara terletak pada persilangan beberapa lempeng tektonik utama dunia. Kondisi ini menjadikan kawasan tersebut dipenuhi oleh sistem patahan dan sesar aktif yang tersebar dari daratan hingga dasar laut. 

Sesar sendiri merupakan rekahan pada kerak bumi yang memungkinkan terjadinya pergeseran antarblok batuan. Ketika tekanan yang terakumulasi akibat pergerakan lempeng dilepaskan secara tiba-tiba, gempa bumi pun terjadi.

Jenis sesar di kawasan ini sangat beragam, mulai dari sesar geser, sesar naik, hingga sesar turun. Masing-masing memiliki karakteristik gerakan yang berbeda dan berkontribusi terhadap variasi aktivitas seismik di wilayah sekitarnya. Keberadaan sesar-sesar tersebut menjadi indikator utama tingginya dinamika tektonik yang berlangsung secara berkelanjutan di Asia Tenggara.

Indonesia Paling Rentan

Indonesia menempati posisi yang sangat strategis sekaligus rentan dalam peta tektonik regional. Salah satu struktur geologi terpenting adalah Sesar Sumatra, sebuah patahan geser besar yang membentang hampir sepanjang Pulau Sumatra. 

Sesar ini berkaitan erat dengan aktivitas subduksi di lepas pantai barat Sumatra, yang dikenal sebagai bagian dari Zona Subduksi Sunda. Sejumlah gempa besar yang tercatat dalam sejarah modern Indonesia menunjukkan keterkaitan antara sistem patahan darat dan subduksi laut dalam.

Zona Subduksi Sunda sendiri merupakan jalur penunjaman yang memanjang dari wilayah barat Sumatra, selatan Jawa, hingga ke kawasan Nusa Tenggara. Zona ini dikenal sebagai sumber gempa megathrust, yakni gempa bumi dengan magnitudo sangat besar yang berpotensi menimbulkan tsunami. 

Peristiwa gempa dan tsunami besar yang pernah terjadi di sepanjang jalur ini menjadi bukti nyata besarnya energi yang tersimpan di bawah permukaan bumi.

Ancaman Serupa Myanmar dan Filipina

Selain Indonesia, negara-negara lain di Asia Tenggara juga menghadapi ancaman serupa. Filipina, misalnya, dilalui oleh sistem patahan besar yang memanjang dari utara hingga selatan kepulauan. 

Aktivitas patahan ini berkaitan dengan interaksi antara lempeng tektonik di kawasan Pasifik Barat dan kerap memicu gempa bumi dengan kekuatan signifikan. Di sisi barat Filipina, jalur subduksi laut dalam turut menambah kompleksitas risiko seismik di wilayah tersebut.

Myanmar juga berada pada jalur tektonik aktif yang ditandai oleh keberadaan patahan geser panjang di wilayah daratannya. Patahan ini terbentuk akibat tekanan lempeng yang bergerak dari arah selatan dan barat daya, menciptakan zona deformasi yang sangat aktif. 

Sejumlah gempa kuat yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan bahwa kawasan ini menyimpan potensi bahaya geologi yang tidak kecil.

Konfigurasi Geologi Paling rumit di Dunia

Di wilayah timur Indonesia, kompleksitas tektonik semakin meningkat. Sistem patahan dan subduksi di sekitar Laut Banda, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur membentuk salah satu konfigurasi geologi paling rumit di dunia. 

Sejarah mencatat adanya gempa besar yang bersumber dari wilayah ini, menandakan bahwa aktivitas seismik tidak hanya terpusat di wilayah barat Indonesia.

Pulau Sulawesi menjadi contoh lain dari tingginya aktivitas tektonik di Asia Tenggara. Patahan besar yang melintasi wilayah ini dikenal memiliki laju pergerakan yang relatif tinggi, sehingga sering memicu gempa bumi merusak. Kondisi tersebut diperparah oleh karakteristik geologi setempat dan keberadaan permukiman di sekitar jalur patahan.

Pulau Jawa, meskipun sering dianggap lebih stabil dibandingkan wilayah lain, juga dilalui oleh sejumlah sesar aktif. Patahan-patahan ini melintasi kawasan dengan kepadatan penduduk dan infrastruktur yang sangat tinggi. Riwayat gempa yang pernah terjadi menunjukkan bahwa ancaman seismik di Jawa tidak dapat diabaikan, meskipun aktivitasnya tidak selalu tampak di permukaan.

Keseluruhan gambaran tersebut memperlihatkan bahwa keberadaan sesar aktif dan zona subduksi, khususnya Zona Subduksi Sunda, merupakan faktor utama yang membentuk risiko gempa bumi besar di Asia Tenggara. Dinamika tektonik yang berlangsung secara terus-menerus menjadikan kawasan ini rentan terhadap gempa dahsyat. 

Pemahaman ilmiah terhadap struktur geologi dan pola pergerakan lempeng menjadi elemen penting dalam membaca potensi bahaya alam yang melekat pada wilayah ini.

ARDILLAH ARRAHMAN

Type above and press Enter to search.