
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah, Muhammad Isnaini (Foto: Mhd Zuhri Fadhlullah/ reporter.asia)
JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah, Muhammad Isnaini, menegaskan bahwa kolaborasi lintas lembaga dan sektor merupakan prasyarat utama bagi kemajuan bangsa di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
Penegasan tersebut disampaikannya dalam Agroyouth Innovation Forum bertema “Mahasiswa Inovatif, Pangan Kuat, Indonesia Hebat” yang berlangsung di Aula Orny Loebis, Pusat Dakwah Hidayatullah, Jakarta Timur, Jumat (19/12/2025).
Menurut Isnaini, generasi muda tidak dapat bekerja secara terpisah, melainkan harus membangun sinergi yang kokoh untuk menjawab persoalan pangan dan pembangunan nasional.
Forum yang dihadiri sedikitnya 250 peserta dari unsur mahasiswa, aktivis pemuda, serta tamu undangan itu menjadi ruang diskusi dan pertukaran gagasan mengenai peran strategis generasi muda dalam memperkuat ketahanan pangan dan daya saing bangsa.
Isnaini menyebut forum ini sebagai sarana penguatan wawasan keindonesiaan, dengan menempatkan mahasiswa sebagai aktor penting dalam pembangunan berbasis inovasi dan kolaborasi.
Dalam sambutannya, Isnaini memaparkan pentingnya pemahaman sejarah dan peta dakwah Hidayatullah sebagai fondasi gerakan dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan umat.
Ia menjelaskan bahwa Hidayatullah telah berkembang menjadi organisasi kemasyarakatan Islam dengan struktur kelembagaan yang solid dan jaringan yang tersebar di 38 wilayah di Indonesia. Menurutnya, posisi tersebut membawa tanggung jawab strategis, tidak hanya bagi umat, tetapi juga bagi bangsa dan peradaban secara keseluruhan.
“Hidayatullah bukan hanya organisasi dakwah, tetapi juga gerakan peradaban yang memiliki tanggung jawab besar terhadap umat dan bangsa. Karena itu, kita harus memahami sejarah, arah gerakan, dan peran strategis yang bisa dilakukan ke depan,” ujar Muhammad Isnaini.
Ia menekankan bahwa era saat ini menuntut kemampuan bekerja sama lintas batas institusi dan sektor. “Hari ini kita hidup di era kolaborasi, bukan kompetisi semata. Generasi muda harus mampu membangun jejaring, bersinergi lintas batas, dan bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki komitmen membangun bangsa,” tegasnya.
Isnaini juga mengingatkan agar mahasiswa tidak bersikap eksklusif dan mampu beradaptasi dengan perubahan. Ia menilai kemampuan membaca situasi dan merespons dinamika zaman merupakan prasyarat lahirnya inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Dalam konteks jangka panjang, ia mengaitkan peran tersebut dengan agenda Indonesia Emas 2045 yang membutuhkan kesiapan sumber daya manusia sejak hari ini.
“Indonesia 2045 hanya akan menjadi kenyataan jika generasi mudanya serius mempersiapkan diri. Jangan berhenti belajar, terus asah kemampuan, tingkatkan kualitas diri, dan bangun karakter kepemimpinan. Masa depan bangsa ada di tangan kalian,” lanjutnya.
Kegiatan ini turut dihadiri Staf Ahli Bidang Ekonomi Maritim Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Dr. Ir. Sugeng Santoso, jajaran Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Hidayatullah, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi se-Jabodetabek, serta tamu undangan lainnya.
Ketua PP GMH, Rizki Ulfahadi, menegaskan relevansi forum tersebut dengan tantangan kebangsaan saat ini. “Forum ini menjadi ruang strategis bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan, memperkuat jejaring, dan melahirkan gagasan konstruktif demi ketahanan pangan dan kemajuan Indonesia,” ujar Hasanuddin.
Melalui forum ini, jelas Rizki, Agroyouth Innovation Forum diharapkan dapat memperkuat peran generasi muda sebagai penggerak kolaborasi dan inovasi, sekaligus menegaskan kontribusi mahasiswa dalam pembangunan bangsa yang berdaulat dan berkeadilan.