BSW0TpYiGSY8GUroTUOoGfMiBA==
  • Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh

Akademisi Dorong Pemuda Mathla'ul Anwar Jadi Motor Demokrasi Hijau dan Ketahanan Pangan


REPORTER.ASIA -
Dialog Kebangsaan DPP Generasi Muda Mathla'ul Anwar menyajikan forum diskusi lintas keilmuan mengenai demokrasi hijau dan ketahanan pangan. Acara yang berlangsung pada Ahad (30/11/2025) di Kota Tangerang ini menghadirkan akademisi dari BRIN, tokoh lembaga riset, dan perwakilan pemerintah, menegaskan bahwa isu lingkungan dan pangan tidak dapat dilepaskan dari pendekatan ilmiah dan berbasis data.

Peneliti Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, Dr. Destika Cahyana, menilai Generasi Muda Mathla'ul Anwar memiliki rekam pengalaman penting dalam sinergi menjaga ketahanan nasional. 

“Generasi Muda Mathla'ul Anwar telah lama memiliki pengalaman bersinergi dengan Polri mendukung ketahanan nasional,” ujarnya. 

Ia menambahkan, “Pengalaman tersebut menjadi modal sinergi berikutnya,” menekankan perlunya memperluas kolaborasi pemuda pada isu ketahanan tanah dan pangan.

Sementara itu, Asisten Deputi Kemenpora RI, Dr. Hendro Wicaksono, memaparkan bahwa pemuda merupakan pelaku perubahan dalam dinamika pembangunan nasional. 

“Kunci perubahan itu sinergi pentahelix. Para pemuda harus masuk ke setiap komponen pentahelix tersebut,” kata Hendro. 

Konsep ini, terang Hendro, menempatkan pemuda sebagai unsur strategis dalam integrasi akademisi, pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, dan media.

Sudut pandang lain datang dari Presiden Emil Salim Institut, Dr. (Cand) Endang Kurniawan, yang menyoroti perlunya pelibatan pemuda dalam kebijakan publik.

“Kebijakan publik terkait energi bersih, transisi energi, pengelolaan sampah, perubahan iklim, dan ketahanan pangan seharusnya tidak hanya diputuskan oleh elite politik, tetapi melibatkan partisipasi pemuda,” katanya, seraya menekankan bahwa hal ini sejalan dengan tren global yang mendorong partisipasi generasi muda dalam pengambilan keputusan strategis.

Selain itu, Ichlassul Amal dari Institut Hijau Indonesia memberikan tiga rekomendasi terkait peran pemuda menjaga lingkungan. “Ada tiga rekomendasi penting peran pemuda menjaga lingkungan hidup,” ujarnya. 

Ia menjelaskan penguatan partisipasi pemuda, integrasi pendidikan lingkungan hidup di sekolah, dan peningkatan peran anak muda dalam penanganan perubahan iklim serta pencapaian FOLU Net Sink 2030 sebagai agenda prioritas.

Forum ini juga dihadiri pembicara dari kepolisian, AKBP Danu Wiyata, yang menegaskan peran generasi muda dalam pembangunan bangsa. “Pemuda memiliki tiga peran strategis diantaranya sebagai agen perubahan, sebagai agen pembangunan dan sebagai agen pembaharuan dan modernisasi,” ujarnya.

Acara dibuka oleh Wakil Wali Kota Tangerang, H. Maryono, yang mengatakan, “Demokrasi hijau harus terus disuarakan oleh pemuda yang religius seperti Generasi Muda Mathla'ul Anwar.” Kegiatan berlangsung dengan partisipasi akademisi, kementerian, Polri, kampus, dan organisasi pemuda.

Type above and press Enter to search.