JAKARTA -- Perayaan ulang tahun ke-2 UIH KA IMAH menjadi penanda kuatnya hubungan emosional antara sebuah warung makan lokal dengan para pelanggannya. Sejak mulai beroperasi pada 21 Desember 2023 di Duri Kosambi, Jakarta Barat, UIH KA IMAH memposisikan diri bukan sekadar sebagai tempat makan, tetapi sebagai ruang pengalaman yang menghadirkan rasa kebersamaan dan memori keluarga.
Konsep makan prasmanan ala desa menjadi pintu masuk utama bagi relasi tersebut. Melalui konsep ini, pelanggan diajak untuk memilih sendiri hidangan yang tersedia, menyerupai kebiasaan makan di rumah. Pendekatan tersebut menciptakan interaksi yang lebih personal antara pelanggan, makanan, dan suasana ruang makan.
Nama UIH KA IMAH sendiri mencerminkan pendekatan emosional tersebut. Identitas ini diterjemahkan dalam penyajian masakan rumahan khas Sunda yang dipadukan dengan kuliner Nusantara lainnya. Bahan pilihan, racikan rempah yang kaya, sambal dadakan, serta lalapan segar menjadi elemen yang konsisten dalam membangun pengalaman makan yang otentik.
Kedekatan dengan Pelanggan
Founder UIH KA IMAH, Yana Utami, menyampaikan bahwa hubungan dengan pelanggan menjadi fondasi utama perjalanan brand.
“Ini adalah dua tahun kami belajar dari pelanggan, kritik, komentar, hingga tawa yang kami dengar di tempat makan dan di media sosial,” ujarnya, seraya menegaskan bahwa interaksi sehari-hari dengan pelanggan berperan dalam membentuk arah pengembangan usaha.
Menurut Yana, setiap masukan yang diterima menjadi bagian dari proses pembelajaran. Adaptasi menu, suasana pelayanan, dan pendekatan komunikasi dilakukan berdasarkan pengalaman langsung di lapangan. Relasi yang terbangun bersifat dua arah, di mana pelanggan tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga kontributor terhadap pertumbuhan brand.
Selama dua tahun, UIH KA IMAH tercatat menjadi tujuan kuliner bagi mahasiswa, pekerja, dan keluarga di Jakarta Barat. Daya tarik utamanya terletak pada kenyamanan rasa dan suasana yang tidak terpisah dari kehidupan sehari-hari pelanggan. Kehadiran UIH KA IMAH sebagai tempat makan kerap dikaitkan dengan momen istirahat, pertemuan informal, hingga makan bersama keluarga.
Relasi emosional tersebut juga terlihat dalam aktivitas pelanggan di media sosial. Berbagai unggahan pengalaman makan di Instagram, YouTube, dan TikTok menunjukkan bagaimana UIH KA IMAH menjadi bagian dari cerita personal pelanggan. Konten-konten tersebut memperkuat posisi UIH KA IMAH sebagai brand kuliner yang memiliki kedekatan dengan konsumennya.
Hadirkan Menu dan Pengalaman Baru
Perayaan ulang tahun ke-2 dirancang sebagai perayaan hubungan tersebut. Rangkaian konten cerita perjalanan brand, kolaborasi dengan kreator lokal, serta interaksi langsung dengan pelanggan menjadi bagian dari agenda utama. Fokus perayaan diarahkan pada pengakuan terhadap peran pelanggan dalam membentuk identitas UIH KA IMAH.
Dalam pernyataannya, Yana Utami menegaskan makna reflektif dari momen ini. “Dua tahun bukan sekadar angka tapi ini adalah perjalanan rasa,” ujarnya. Dia menekankan bahwa perjalanan UIH KA IMAH dibangun melalui proses panjang yang melibatkan emosi, memori, dan kepercayaan pelanggan.
Ke depan, UIH KA IMAH menyatakan kesiapan untuk memasuki fase baru dengan menghadirkan menu dan pengalaman baru, tanpa meninggalkan semangat awal.
Dengan mengundang pelanggan dan masyarakat umum untuk terus terlibat, UIH KA IMAH menegaskan komitmennya dalam menjaga hubungan yang telah terbangun selama dua tahun terakhir.
ARDILLAH ARRAHMAN
